Virus Stuxnet dipercaya menjadi teroris internet yang dapat menyerang suatu negara dengan mempengaruhi infrastrukturnya.
Stuxnet digunakan untuk memprogram ulang perangkat lunak dan memaksa komputer untuk melakukan perintah yang berbeda.
Beberapa pakar keamanan memperkirakan bahwa virus ini cenderung menargetkan sistem Iran yang bernilai tinggi seperti pembangkit listrik bertenaga nuklir.
“Faktanya adalah kami melihat begitu banyak serangan di Iran dibandingkan negara lain. Kami berpikir bahwa ada sesuatu yang sangat bernilai tinggi di Iran sehingga siapapun berusaha untuk merusaknya,” kata ahli dari perusahaan keamanan komputer Symantec Liam O’Mucho.
Virus ini pertama kali muncul pada Juni lalu dan telah dimonitor ahli keamanan sejak saat itu. Stuxnet disebarkan lewat memori USB sehingga bisa tertular meskipun komputer tidak terkoneksi dengan internet.
Virus ini menggunakan kode yang rumit dengan menggabungkan beberapa teknik pembajakan sehingga lebih cepat menyebar dan sulit untuk diberantas.
Tidak hanya itu, Stuxnet juga memanfaatkan kerentanan sistem operasi Windows yang tidak menggunakan sistem perbaruan keamanan terbaru.
Sebelumnya kekhawatiran terus meningkat di banyak negara soal ancaman terorisme cyber. Kepala Federal Bureau of Investigation (FBI) Robert Mueller mengatakan serangan ini nyata dan sangat mengganggu.
“Sebuah serangan cyber dapat memiliki dampak yang sama seperti bom,” ujarnya.
“Ancaman ini begitu nyata dan berkembang pesat. Teroris tampaknya menunjukkan minat yang jelas dalam pembajakan internet.”
Tidak ada komentar :
Posting Komentar